Rekayasa
sistem adalah kumpulan konsep, pendekatan dan metodologi, serta alat-alat bantu
(tools) untuk merancang dan menginstalasi sebuah kompleks sistem. Kompleksitas
sistem bisa diakibatkan karena 2 hal yaitu kompleksitas dinamis dan kompleksitas
detail. Kompleksitas detail ketika komponen atau sub-sistem yang dirancang
tidak hanya banyak tetapi ditambah pula dengan multi-sourcing (multi suplier),
multi standard, multi criteria dan lainnya.
Rekayasa
sistem berfokus pada elemen-elemen, analisa, rancangan dan mengelola elemen-elemen
tersebut ke dalam sistem yang dapat berbentuk produk, layanan (service) atau
teknologi untuk tranformasi informasi atau control.
Tahap-tahap rekayasa system adalah
sebagai berikut:
A.
Perencanaan
Strategi Informasi
Perencanaan Strategis Informasi, lebih
memperhatikan kepada tujuan manajemen dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menghasilkan
peluang baru atau keunggulam kompetitif. Pada tahap ini dicari kebutuhan akan
fungsi-fungsi, data dan informasi perusahaan yang digunakan manajemen atas
tersebut.
Perencanaan strategis
informasi merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi Sistem Inforasi berbasis komputer
yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan
merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan strategis informasi mempelajari
pengaruh informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam
memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis informasi
juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen
untuk menyelaraskan strategi informasi dengan strategi bisnis, bahkan mencari
kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (ward & peppard,
2002).
Kegiatan dalam perencanaan
strategi informasi adalah:
1.
Menentukan sasaran dan
tujuan bisnis strategi
2.
Mengisolasi factor sukses
kritis yang memungkinkan mencapai tujuan dan sasaran tersebut
3.
Menganalisis pengaruh
teknologi dan otomatisasi terhadap tujuan dan sasaran
4.
Menganalisis informasi yang
ada untuk menentukan perannya dalam pencapaian tujuan dan sasaran.
B.
Analisis
Area Bisnis
Lebih memperhatikan proses
apa yang dibutuhkan untuk menjalankan satu bidang bisnis yang dipilih,
bagaimana proses tersebut saling terhubung dan data apa yang digunakan. Untuk
beberapa bidang bisnis dilakukan secara paralel dan terpisah oleh beberapa tim.
Menurut James Martin [1989,p.107], bentu analisis
area bisnis yang tersedia adalah sebagai berikiut:
1.
Exception Analysis , pengintegrasian data
dala proses perencanaan dapat diambil berdasarkan prosedur yang benar serta
menyusunya dalam daftar setiap kejadian tanpa memperhatikan kriteria. Pencekan
pemasukan data dapat langsung ditujukan kepada peakai sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Level
Consistency Analysis, akan melakukan verifikasi hubungan antara dua
tingkatan didala manajemen perusahaan.
3. Affinity Analysis, suatu analisis
pengukuran kebersamaan dapat ditentukan berdasarkan subyek-subyek data,
kemudian dari subyek data tersebut dikelompokan kedalam kelompok dalam rangka
pencapaian efisiensi aplikasi
4. Project Action Analysis, melakukan analisis
pendefinisaian suatu proyek yang terbentuk dari hasil paengelopokan data
affinity analysis dalam bentuk entitas serta cara pengolahanya.
5. Project Ranking Analysis, dimana pengolahan
perencanaan akan melakukan analisis estimasi proyek yang dapat dikontribusikan
dalam pencapaian tujuan.
C.
Rekayasa
Produk
Rekayasa
produk bertujuan untuk menerjemahkan keinginan pelanggan dengan serangkaian
kemampuan yang terbatas kedala produk
yang sedang bekerja.
Rekayasa produk disebut
juga dengan rekayasa sietem yang merupakan aktivitas pemecahan masalah. Data,
fungsi, dan perilaku produk yang diinginkan dicari, dianalisis, dibuat model
kebutuhannya, kemudian dialokasikan ke komponen rekayasa. Selanjutnya
komponen-komponen ini disatukan dengan infrastruktur pendukungnya sampai produk
tersebut jadi.
Komponen rekayasa disini
seperti perangkat lunak, perangkat keras, data (basisdata) dan manusia.
Sedangkan infrastruktur pendukung berupa teknologi yang dibutuhkan untuk
menyatukan komponen dan informasi. Sebagian besar produk dan sistem yang baru
masih samar akan fungsi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perekayasa sistem
harus membatasi kebutuhan produk dengan mengidentifikasi ruang lingkup fungsi
dan kinerja yang diinginkan dari sistem atau produk tersebut.
D.
Pemodelan
Arsitektur Sistem
Dalam pemodelan
arsitektur sistem harus mempertimbangkan beberapa factor pembatas, yaitu:
1. Asumsi:
mengurangi jumlah permutasi dan variasi yang ungkin sehingga memungkinkan sebuah model mencerminkan masalah dengan cara
yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Penyederhanaan
: yang meungkinkan modeldiciptakan dengan waktu yang tepat
3. Pembatasan
: yang membantu membatasi system.
4. Batasan
: yang menunjukkan cara dimana modeldiciptakan dan pendekatan dilakukan pada
saat model diimplementasikan.
5. Preferensi
: yang menunjukan arsitektur yang
dipilih untuk semua data, fungsi dan teknologi.
Pendekatan pemodelan
arsitektur sistem
§ Structured
Analysis, memisahkan data dan proses yang mentransformasikan data menjadi
entitas yang beda
ü Obyek
data dimodelkan dalam atribut dan relasinya
ü Proses
transform dimodelkan bagaimana tranformasi
data mengalir dalam sistem
§ Object Oriented Analysis, berfokus pada
definisi kelas dan fungsinya yang berkolaborasi dengan kelas lain
Kebutuhan dalam rekyasa adalah:
1. Menentukan
apa yang dibutuhkan pelanggan.
2. Analisa
dan negosiasi.
3. Spesifikasi
kebutuhan/membangun model fisik kebutuhan.
4. Pemodelan
system : membangun contoh kebutuhan yang dapat embantu untuk mengoreksi
kesalahan, kekurangan dan konsistensi.
5. Validasi
: mengkaji ulang model.
6. Manajemen
: identifikasi, mengawasi dan menelusuri jalur kebutuhan dan perubahan yang akan terjadi.
E.
Pemodelan
Sistem dan Simulasi
Jenis pemodelan system
Ø Pemodelan Berdasarkan Skenario (Scenario Based Modelling)
Merupakan
pemodelan sistem yang dilakukan dari sudut pandang pengguna. Pemodelan ini
menggunakan UML (Unified Modeling Language) yang dijelaskan pada pertemuan lain
Ø Pemodelan Berorientasi Aliran (Flow-Oriented Modelling)
Pemodelan
ini mendefinisikan bagaimana obyek – obyek data ditransformasikan oleh fungsi
proses. Biasanya dimodelkan dengan Data Flow Diagram
Ø Pemodelan Berdasarkan Kelas (Class-Based Modelling)
Pemodelan
ini mendefinisikan obyek, atribut dan relasi Biasanya menggunakan ERD (entity
Relationship Diagram)
Ø Pemodelan Perilaku (Behavioral Modelling)
Pemodelan ini lebih
mengarah pada perilaku dari sistem atau produk. Menggambarkan bagaimana sistem
atau perangkat lunak akan merespon jika ada event dari luar.
Langkah pemodelan system
§ Evaluasi
semua use case untuk lebih memahami urutan interaksi dari sistem
- Identifikasi event – event yang menyebabkan terjadinya urutan interaksi
- Buat urutan dari setiap use case
- Buat state diagram dari system
- Review model perillaku untuk mengecek ketepatan dan kekonsistenan
Tujuan pemodelan sistem
Ø mempermudah dalam memahami gambaran sistem sesuai kebutuhan
customer
Ø Mempermudah mendiskusikan perubahan dan koreksi terhadap kebutuhan
pemakai dengan resiko dan biaya minimal
Ø Merupakan jembatan penghubung antara gambaran sistem dan model
design
Keuntungan menggunakan model:
Ø Dapat melakukan percobaan pada situasi
Ø kompleks
Ø Hemat biaya
Ø Hemat waktu
Ø Fokus pada karakteristik penting
Ø Permasalahan
Simulasi
Simulasi
adalah tiruan dari sebuah system dinamis dengan menggunakan model komputer
untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan kinerja system. Dan juga merupakan
proses merancang model matematis atau logik dari system selanjutnya melakukan
eksperimen dengan model tsb untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi
kelakukan dari system
Bagaimana simulasi berjalan?
–
Time-driven: simulasi berjalan pd
interval waktu tertentu/fixed (mis. state ditentukan pada saat t, t + Dt,
t + 2 Dt,
…)
à Time-based simulation
–
Event-driven: simulasi berjalan dari
event-ke-event (mis. state ditentukan pd titik waktu dari event berikutnya)
à
Event-based simulation
Komponen-komponen Umum
Model Simulasi
1. State sistem
–
Variabel-variabel yg digunakan utk
merepresentasikan variabel state
2. Simulation Clock
–
Variabel yg memberikan harga saat ini
dari waktu yg disimulasikan
3. Event list
–
List dari waktu dan tipe dari tiap-tiap
future event
4. Initialization
routine
–
Subprogram utk initialisasi model
simulasi pada awal dari tiap run dengan
1) Men-set clock simulasi
2) Men-set state sistem dan counter-counter
statistik
3) Schedule event pertama
5. Timing routine
–
Subprogram yg menentukan event
berikutnya (next event) dari event list dan memajukan clock simulasi
6. Event
Routines
–
Subprograms (satu utk tiap tipe event)
utk memproses event dg
•
Update system state
•
Update counter-counter statistik yg
mungkin
•
Scheduled future events dari tipe yg
sama (menentukan waktu event dan menambahkan ke event list)
7. Library
routines
–
Set dari subprograms utk membangkitkan
random variables dan mengumpulkan statistik
8. Report
Generator
–
Subprogram yg menghitung statistik dan
menghasilkan suatu report
9. Main
program
Kelebihan dan
Kekurangan simulasi
a. Kelebihan
i.
Memungkinkan detail bisa dicakup
ii.
Dapat membandingkan rancangan sistem
yang lain
iii.
Dapat mengontrol skala waktu
iv.
Sistem eksisting tidak diperlukan
b. Kelemahan
i.
Sulit untuk menggeneralisir hasil
ii.
Sulit untuk mempertimbangkan semua nilai
kasus/parameter
iii.
Sulit untuk menentukan sensitivitas
iv.
Waktu untuk mengembangkan dan
mengeksekusi simulasi
v.
Upaya untuk memvalidasi model dan
menganalisa data output
F.
Spesifikasi
Sistem
Spesifikasi sistem merupakan
keperluan-keperluan yang diperlukan untuk membangunkan system. Spesifikasi sistem itu
sendiri adalah dokumen yang berfungsi menggambarkan fungsi dan kinerja sistem
berbasis komputer yang akan dikembangkan, membatasi elemen-elemen sistem yang
telah dialokasikan, serta memberikan indikasi mengenai perangkat lunak dan
konteks sistem keseluruhan dan informasi data dan kontrol yang dimasukkan dan
dikeluarkan oleh sistem yang telah digambarkan dalam diagram aliran arsitektur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar